1. Perbedaan Antara HTML5
Dengan HTML 4 Dan XHTML 1.1
Dalam tutorial pertama mengenai HTML5, kita akan membahas tentang perbedaan antara HTML5 dengan HTML 4 dan XHTML 1.1.
Tutorial kali ini ditujukan bagi anda yang pernah
menggunakan HTML 4.01 maupunXHTML 1.1 sebelumnya. Jika terdapat beberapa
penjelasan yang belum dimengerti silahkan abaikan saja, karena kita akan
membahasnya secara lebih mendalam dalam tutorial-tutorial HTML5 selanjutnya.
HTML5 vs (HTML 4 dan XHTML 1.1)
HTML5 adalah
versi terbaru dari HTML. Versi terakhir HTML sebelum HTML5 adalah HTML 4.01. danXHTML
1.1. Kali ini kita akan membahas apa saja fitur-fitur baru yang
tersedia di dalam HTML5 serta perbedaannya dengan versi HTML sebelumnya.
Perkembangan HTML terhenti pada versi 4.01 di tahun 1999. W3C sebagai badan yang bertanggung jawab dalam standarisasi
teknologi internet (termasuk HTML),
kemudian beralih mengembangkanXHTML yang
juga akhirnya menemui jalan buntu pada versi 2.0. Jika sebelumnya anda sudah
terbiasa menggunakan HTML 4.01 ataupun XHTML 1.1, terdapat perubahan kecil pada
HTML5.
Pada dasarnya HTML5 adalah gabungan ‘best practice‘ dari HTML 4.01 dan XHTML. Hampir semua
tag atau elemen pada HTML 4.01 maupun XHTML 1.1 dapat digunakan dalam HTML5.
Beberapa perbedaan yang akan ditemukan dalam HTML5:
·
Penulisan doctipe pada HTML5 lebih sederhana. Mungkin
inilah perbedaan paling mencolok dari halaman HTML yang ditulis menggunakan
HTML5 atau tidak. Penulisan Doctype atau DTDpada HTML5 menjadi lebih sederhana: <!DOCTYPE html>.
·
Penulisan type atribut untuk
tag <style> dan <script> tidak
diperlukan pada HTML5. Hal ini karena secara default web
browser akan menggunakan text/css untuk
tag <style>, dantext/javascript untuk
tag <script>. Sebagai contoh, untuk menggunakan external CSS, Pada HTML versi sebelumnya kita
menuliskan tag <style> secara
lengkap: <style type=”text/css”>…kode CSS…
</style>, namun dalam HTML5 kita bisa membuatnya lebih sederhana: <style>…..kode CSS…..</style>
·
Penulisan meta tag karakter set (charset) pada HTML5 menjadi lebih sederhana: <meta charset=”utf-8″>, dibandingkan versi
sebelumnya: <meta http-equiv=”content-type”
content=”text/html;charset=UTF-8″ />.
·
Pada HTML5, tag yang berdiri sendiri
(void element) tidak harus ditutup seperti dalam XHTML. Penulisan tag <br> (break) dapat
ditulis dengan <br> maupun <br />.
·
Walaupun tidak dianjurkan, sebuah tag
pada HTML5 boleh ditulis tanpa tag awal atau tanpa tag akhir. Sebagai contoh,
kita tidak perlu menutup tag <p> dengan
tag </p>.
·
Penulisan tag dan atribut adalah case-insensitive di dalam HTML5, sehingga
tag <p> dan tag <P>akan
dianggap sama. Hal ini berbeda dengan XHTML yang
mengharuskan seluruh tag ditulis dalam huruf kecil.
·
Penulisan atribut tidak harus di
dalam tanda kutip. Sebagai contoh: <p class=satu> adalah
valid. Namun jika nilai atribut terdiri dari karakter spasi, maka tetap harus
menggunakan tanda kutip, seperti: <p class=”satu dua
tiga”>.
·
HTML5 mendukung multimedia secara langsung menggunakan tag <audio> dan <video>, sehingga kita tidak perlu tergantung
kepada aplikasi pihak ke-3 seperti flash player.
·
HTML 5 hanya memiliki 1 versi, tidak
seperti pendahulunya yang memiliki 3 versi (pada HTML 4 dan XHTML, anda akan
menemukan versi strict, transitional, dan frameset).
<!DOCTYPE
html>
<html>
<head>
<meta charset="utf-8" />
<title>Tes Validasi HTML5</TITLE>
<style>
.penting {
color:blue;
}
</style>
</head>
<BODY>
<p CLASS=penting>Paragraf ini
menggunakan atribut tanpa
menggunakan tanda kutip </p>
<br>
<p> Paragraf ini tidak memiliki
penutup tag
</body>
</html>
Dari
perbedaan diatas, terlihat bahwa HTML5 ‘lebih bebas‘ dari XHTML. Akan tetapi sebaiknya kita tetap menggunakan penulisan yang ‘rapi‘, seperti menggunakan huruf kecil untuk semua tag, menutup
semua tag dan memberi tanda kutip dalam setiap nilai atribut.
XHTML5 : HTML5 “rasa” XML
Jika beberapa aturan diatas dirasa terlalu longgar (terutama
jika anda banyak menggunakan XHTML sebelumnya), HTML5 memiliki ‘rasa‘ yang lebih ketat aturan, yakni XHTML5. Di dalam XHTML5, seluruh tag harus ditulis dengan huruf kecil,
atribut harus berada di dalam tanda kutip, dan setiap tag harus ditutup.
XHTML5 bukanlah versi lain dari HTML5, akan tetapi hanya HTML5
dengan beberapa aturan dan syntax untuk memenuhi syarat XML.
Untuk menggunakan XHTML5, kita butuh menambahkan atributxmlns=”http://www.w3.org/1999/xhtml” pada
tag <html>, dan menggunakan MIME type:application/xhtml+xml pada http header (diset melalui web server).
Contoh dokumen XHTML5 adalah
sebagai berikut:
<!DOCTYPE
html>
<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">
<head>
<title></title>
<meta charset="UTF-8" />
</head>
<body>
<svg
xmlns="http://www.w3.org/2000/svg">
<rect stroke="black"
fill="blue" x="45px" y="45px"
width="200px"
height="100px" stroke-width="2" />
</svg>
</body>
</html>
Saat ini penggunaan XHTML5 tidak terlalu populer, karena memang
lebih praktis menggunakan HTML5. XHTML5 akan
berguna jika anda ingin menggunakan teknologi yang berbasis XML sepertiSVG, MathML, Xlink, dll.
Dalam tutorial belajar HTML5 kali ini kita telah membahas
tentang HTML5, HTML4, dan XHTML. Namun jika anda perhatikan,
penulisan HTML5 ditulis tanpa menggunakan spasi antara huruf HTML dengan angka
5. Kenapa harus demikian? kita akan membahasnya dalam tutorial HTML5
berikutnya: Perbedaan antara HTML5 dengan HTML 5.
Setelah membahas perbedaan HTML5 dengan versi HTML sebelumnya, dalam
lanjutan tutorial belajar HTML5 kali ini kita akan membahas tentang sesuatu
yang kedengarannya sepele, yakniperbedaan antara HTML5 dengan HTML 5.
2.
Perbedaan antara
HTML5 dengan HTML 5
HTML5
vs HTML 5
Ya, judul tutorial ini tidaklah salah ketik. HTML5 dan HTML 5 adalah
hal yang berbeda (perhatikantanda spasi pemisah antara HTML dengan angka 5).
Perbedaan penulisan ini muncul karena terdapat 2 badan yang pada
awalnya mengembangkan kelanjutan HTML. Yakni W3C (World Wide Web Consortium) dan WHATWG (Web
Hypertext Application Technology Working Group).
W3C sebagai badan pembuat standarisasi HTML,
tidak melanjutkan pengembangan HTML sejak HTML 4.01. W3C lebih memilih
mengembangkan XHTML sebagai masa depan HTML. Namun karena XHTML ‘berhenti’ pada
versi XHTML 2.0 dan
tidak kunjung rampung, beberapa programmer web membuat badan independen yang
disebut dengan WHATWG.
WHATWG dibentuk bukan sebagai pesaing W3C, tetapi
sebagai organisasi lepas yang ingin membuat draft kelanjutan HTML
4.01 untuk
selanjutnya diserahkan kepada W3C. WHATWG melakukan
voting dan sepakat menamainya dengan HTML5 (tanpa
spasi).
W3C menyadari bahwa XHTML 2.0 yang
mereka kembangkan mengalami jalan buntu. Karena melihat banyak web browser
sudah beralih menggunakan fitur HTML5 yang dikembangkan WHATWG, W3C kemudian
membentuk HTML Working Group untuk mengikuti perkembangan HTML5. Versi
kelanjutan HTML dari W3C ini disebut HTML 5 (dengan
spasi !).
Kesepakatan
akhir: HTML5
Sejak saat itu, terdapat 2 versi penulisan HTML, yakni HTML5 dan HTML 5. Perbedaan ini menjadi perbincangan menarik, bahkan di situs
resmi WHATWG juga
membahas tentang hal ini:https://blog.whatwg.org/spelling-html5.
Namun pada akhir cerita, kedua badan ini sepakat menamai versi
HTML terakhir dengan HTML5(tanpa spasi). Jadi, jika anda ingin
menulis HTML versi terbaru, hati-hati dengan spasi :)
Dalam tutorial belajar HTML5 berikutnya, kita akan membahas
tentang aturan penulisan DOCTYPE pada HTML5.
penulisan DOCTYPE
pada HTML5.
Setelah membahas perbedaan HTML5 dengan HTML 5 pada tutorial sebelumnya, dalam tutorial
belajar HTML5 kali ini kita akan membahas cara dan aturan penulisan DOCTYPE pada HTML5.
Pengertian
DOCTYPE (DTD)
DOCTYPE atau document type declaration (DTD) adalah sebuah keterangan yang ditulis untuk
memberitahu web browser tentang aturan penulisan dari dokumen yang sedang
ditampilkan.doctype ditulis pada baris pertama halaman HTML.
Keharusan penulisan doctype berasal
dari bahasa yang dinamakan SMGL dan XML.
Keduanya adalah bahasa markup dimana HTML dan XHTML dikembangkan.
Mari kita lihat bagaimana doctypeditulis untuk HTML versi 4.01:
1
2
|
<!DOCTYPE
HTML PUBLIC "-//W3C//DTD HTML
4.01//EN" |
Penulisan DOCTYPE diatas
adalah untuk HTML 4.01 strict. Perhatikan bahwa penulisan doctipemencantumkan versi HTML yang akan kita tulis (HTML 4.01//EN), kemudian diikuti dengan
alamat dimana aturan DOCTYPE tersebut berada (dalam contoh diatas adalah:http://www.w3.org/TR/html4/strict.dtd).
Untuk versi XHTML, penulisan doctype yang
panjang ini juga tidak jauh berbeda, mari kita lihat contoh penulisan untuk XHTML
1.0:
1
2
|
<!DOCTYPE
html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0
Transitional//EN" |
Struktur dasar penulisan doctype tersebut
hampir sama dengan versi HTML 4.01 pada contoh kita sebelumnya. Jadi, bagaimana
cara penulisan doctype pada
HTML5?
Cara
Penulisan DOCTYPE pada HTML5
Penulisan doctype pada HTML5 jauh
lebih sederhana. Berikut adalah cara penulisan doctype untuk HTM5:
1
|
<!DOCTYPE
html> |
Sangat singkat dan lebih mudah diingat. Hal ini karena HTML5
tidak lagi bagian dari bahasa SMGLyang mengharuskan penulisan doctype berserta alamat DTD-nya (sebagaimana versi
HTML sebelumnya). Malah sebenarnya HTML5 tidak membutuhkan penulisan doctype sama sekali (opsional).
Akan tetapi, jika web browser menampilkan sebuah dokumen HTML
yang ditulis tanpa doctype, web browser akan masuk kedalam tampilan yang dinamakan “quirk mode”. Quirk
mode adalah
sebuah fitur dalam web browser dimana halaman web ditampilkan secara berbeda.
Sebuah halaman tanpadoctype dianggap halaman HTML ‘usang‘ dan perlu perlakuan khusus untuk menampilkannya.
Fitur “quirk mode”
memiliki banyak bug, sehingga mau tidak mau HTML5 tetap
menggunakandoctype,
tetapi dengan versi sesederhana mungkin agar web browser tidak masuk ke dalam
mode ini dan menampilkannya secara normal (standard
mode).
Doctype dalam HTML5 bersifat case-insensitive, yang
tidak membedakan penulisan dengan huruf besar maupun huruf kecil. Penulisan <!DOCTYPE
html> dianggap
sama dengan <!doctype html>. Akan tetapi karena faktor
kebiasaan, anda akan menemukan penulisan dengan huruf besar lebih sering
digunakan.
Sebagai penutup, berikut adalah struktur dasar HTML menggunakan doctype HTML5:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
<!DOCTYPE
html> <html> <head> <meta charset="utf-8"> <title>Belajar HTML5</title> </head> <body> <h1>HTML5</h1> <p>Belajar HTML5 di duniailkom</p> </body> |
Setelah membahas tentang doctype, dalam
tutorial belajar HTML5 berikutnya, kita akan membahas tentang meta tag charset
UTF-8 yang hampir selalu hadir dalam setiap halaman HTML. Selanjutnya dalam: Pengertian Meta tag Charset UTF-8 pada HTML5
Pengertian Meta tag Charset UTF-8 pada HTML5
Setelah penulisan Doctype, baris
berikutnya dalam halaman HTML digunakan untuk meta tag. Dalam tutorial belajar
HTML5 kali ini kita akan membahas tentang cara penggunaan meta tag Charset UTF-8 pada HTML5.
Pengertian Meta tag
Meta tag adalah
‘data tentang data‘,
dimana tag ini ditujukan bukan kepada user, tetapi kepada web browser atau kepada ‘robot program‘ seperti mesin pencari (search engine). Meta tag sudah pernah kita bahas dalam Tutorial HTML: Pengertian meta tag. Pada
tutorial kali ini saya akan membahas meta tag charset UTF-8 yang sering digunakan dalam halaman
HTML5.
Meta tag sepenuhnya bersifat opsional. Halaman HTML yang ditulis tanpa menggunakan
meta tag adalah valid.
Mengenal meta-tag charset UTF-8
Charset UTF-8 merupakan
meta tag yang paling sering digunakan dalam HTML5, penulisannya adalah sebagai
berikut:
1
|
<meta
charset="UTF-8">
|
Meta tag diatas memberi instruksi kepada web browser untuk
menerjemahkan karakter-karakter di dalam halaman HTML sebagai UTF-8. Walaupun bersifat opsional, hampir setiap halaman HTML5
menggunakan meta tag ini. Akan tetapi, apa sebenarnya maksud dari charset=”UTF-8″ ini?
Sejarah Charset (Karakter Set)
HTML
Instruksi charset digunakan untuk menerjemahkan bit-bit di dalam halaman HTML
menjadi karakter.
Karakter set paling sederhana dan juga paling awal digunakan
adalah karakter set ASCII,
(dalam HTML ditulis sebagai charset=”us-ascii”).
Karakter set ini terbatas pada huruf latin (a-z, A-Z) dan beberapa karakter
lain seperti angka, spasi, tab, dll dengan total hanya 128 karakter.
Karakter set “us-ascii” kemudian
dikembangkan menjadi karakter ANSI, atau
dikenal juga sebagaiISO-8859-1 (dalam
HTML ditulis sebagai charset=”ISO-8859-1”).
Karakter ANSI mendukung 256 karakter, dan umumnya digunakan pada HTML versi 2.0
sampai dengan HTML 4.01.
Pemasalahan pada karakter set ASCII maupun ANSI adalah
tidak menyertakan karakter non-latin seperti huruf arab, cina, jepang, dll.
Untuk keperluan ini dikembangkan berbagai karakter set untuk masing-masing
bahasa, seperti big5 untuk
karakter cina, x-euc-jp untuk
karakter jepang, iso-8859-7untuk
karakter yunani dll. Sehingga untuk setiap web, penulisan karakter set akan
berbeda-beda tergantung bahasa apa yang digunakan untuk menulis halaman HTML.
Tentunya akan lebih praktis jika seluruh karakter ini disatukan kedalam sebuah
karakter set.
Pada awal perkembangan XHTML,
diperkenalkan karakter set UTF-8 (Unicode Transformation Format-8) yang
mendukung hampir seluruh karakter yang ada di dunia. Dalam perkembangan
selanjutnya, HTML5 juga menggunakan UTF-8 sebagai charset standar. Dengan menggunakan UTF-8, kita tidak perlu
khawatir mengenai karakter atau bahasa apa yang akan digunakan. UTF-8 mendukung hingga lebih dari 10.000 karakter.
Cara Penulisan meta tag Charset
UTF-8
Dalam HTML 4.01 maupun XHTML, penulisan karakter set lebih
panjang, seperti contoh berikut:
1
|
<meta
http-equiv="content-type"
content="text/html;charset=UTF-8"
/>
|
Dalam HTML5, penulisannya disederhanakan menjadi:
1
|
<meta
charset="UTF-8">
|
Meta tag charset ini ditempatkan pada bagian <head> sebelum tag <title>, seperti contoh berikut:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
<!DOCTYPE
html>
<html>
<head>
<meta charset="utf-8">
<title>Belajar HTML5</title>
</head>
<body>
<h1>HTML5</h1>
<p>Belajar HTML5 di duniailkom</p>
</body>
|
Pentingnya Menggunakan Charset
Walaupun sepenuhnya opsional, penulisan meta tag charset sangat dianjurkan. Jika kita
tidak menuliskan charset, web
browser akan mencoba ‘menebak‘
karakter yang digunakan (biasanya web browser modern akan menggunakan utf-8 sebagai karakter default). Jika
halaman web dijalankan dari web server seperti Apache, web server juga akan menambahkan http-header yang berisi karakter set.
Namun perlu menjadi catatan bahwa jika kita tidak menulis meta
tag charset, proses web browser ‘menebak‘
karakter set ini bisa menjadi masalah. Pada tahun 2005 terdapat sebuah bug padaInternet Explorer yang dinamakan Google XSS. Hal ini terjadi karena situs google tidak
menuliskan karakter set sehingga bisa digunakan untuk menyisipkan kode javascript. Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu
menambahkan meta tag charset pada setiap halaman HTML.
Dalam tutorial belajar HTML5 berikutnya, kita akan mempelajari
tentang pengertian semantic tag
pengertian semantic tag
HTML5 hadir dengan membawa beberapa tag baru. Dalam tutorial
belajar HTML5 kali ini kita akan mempelajari pengertian dari semantic tag pada HTML5.
Pengertian Semantic Tag pada
HTML5
HTML5 memperkenalkan sekitar 30an tag baru (dan mungkin akan
terus bertambah), sebagian besar diantaranya berfungsi untuk membuat struktur
HTML, atau yang dikenal dengan semantic
tag.
Apa yang dimaksud dengan semantic
tag? Semantic Tag atau Semantic Markup, adalah sebutan untuk tag-tag
HTML yang memiliki ‘arti‘ atau
‘makna’. Kata semantic berasal
dari kata yunani yang berarti ‘mempelajari
arti‘ (the study of meaning).
HTML ditujukan untuk membuat struktur halaman web. Tag <p> misalnya, digunakan untuk membuat
paragraf, tag <h1> untuk
membuat judul/header, dan
tag <table> untuk
membuat tabel, kesemua tag ini memiliki ‘arti‘ yang
jelas, karena itu termasuk kedalam semantic
tag.
Sedangkan tag seperti <div>
dan <span> tidak
memiliki arti apa-apa, namun sering dijumpai untuk membuat struktur halaman.
Jika anda pernah merancang web menggunakan CSS, tag <div> adalah
tag yang sangat sering digunakan. Untuk membuat bagian header yang berisi menu
navigasi atau logo, biasanya kita menggunakan tag <div id=”header”>, untuk membuat footer biasanya
menggunakan <div id=”footer”>,
sedangkan untuk menu utama bisa menggunakan <div id=”menu”>atau <div id=”nav”>.
Walaupun dari atribut id kita bisa melihat ‘arti‘ dari
tag-tag tersebut, akan tetapi tag <div> itu sendiri tidak memiliki arti
apa-apa (non semantic tag). Web
browser seperti screen reader untuk teman kita yang bekebutuhan khusus, tidak
bisa menentukan apakah tag ini adalah header, atau konten dari website. Kita
bisa saja membuat header halaman
menggunakan <div id=”head”>, <div
id=”header”>,atau <div id=”atas”>.
HTML5 memperkenalkan tag-tag baru yang ditujukan untuk mengatasi
hal ini. Daripada menggunakan <div
id=”header”>, kita bisa menggunakan tag <header> sebagai
penanda bagian atas halaman HTML, dan tag <footer> untuk penanda bagian
bawah halaman web.
Beberapa semantic tag yang dibawa oleh HTML5 adalah sebagai
berikut:
·
<article>
·
<aside>
·
<figcaption>
·
<figure>
·
<footer>
·
<header>
·
<main>
·
<mark>
·
<nav>
·
<section>
·
<summary>
·
<time>
Sebagian besar dari semantic
tag tersebut digunakan untuk membuat struktur halaman. Kita
akan membahas cara penggunaannya dalam tutorial-tutorial berikutnya.
Semantic Tag yang Tanpa Style
Sebuah hal menarik dari semantic tag yang ada pada HTML5 adalah:
sebagian besar tidak memilikistyle bawaan.
Jika kita menggunakan tag <p> atau
tag <h1>, kedua
tag ini akan tampil pada baris baru dan berjarak beberapa spasi dari kalimat
yang berada sebelumnya. Tag <h1> juga
akan ditampilkan secara tebal (bold). Ini
adalah style bawaan
dari tag HTML.
Tag-tag semantic pada HTML5 umumnya tidak ‘membawa‘ style apa-apa.
Tag <header> tidak
akan membuat huruf menjadi besar seperti layaknya tag <h1>. Jadi apa fungsi tag ini?
Kembali ke tujuan awal HTML, bahwa ia dirancang untuk membuat
struktur halaman, bukan tampilkan. Efek tampilan seperti spasi (margin), huruf tebal, huruf miring, dll sebaiknya ditambahkan
menggunakan CSS.
Style bawaan dari tag <p> dan <h1> juga sering menjadi masalah apabila
kita ingin mengubahnya. Bahkan adalah hal ‘wajib‘
bagi desainer web untuk
menghapus style bawaan
ini dengan metoda yang dikenal dengan CSS
reset. CSS reset bertujuan untuk membuang seluruh style bawaan, sehingga tag-tag HTML menjadi tanpa style sama sekali. Hal ini memudahkan perancangan desain web.
Karena hal inilah, tag-tag semantic pada HTML5 dirancang tidak
memiliki style. Tetapi kita bisa dengan mudah memperindahnya menggunakan CSS.
Dalam tutorial belajar HTML5 berikutnya, kita akan membahas
tentang cara membuat struktur HTML dengan semantic tag ini.
Cara Membuat Tag
Struktur HTML5 Tag Header,Footer,Aside
Dalam tutorial belajar HTML5 kali ini kita akan mencoba
menerapkan semantic tag yang
kita pelajari dalam tutorial sebelumnya untuk membuat struktur HTML menggunakan tag HTML5
seperti<header>, <nav>,
<section>, <article>, <aside> dan <footer>.
Membuat
Struktur Halaman HTML dengan Tag <div>
Sebelum era HTML5 yang
memiliki tag untuk membuat struktur halaman yang lengkap, web developer umumnya
menggunakan tag <div> dengan
atribut id atau class untuk memisahkan bagian-bagian struktur
dalam halaman HTML, seperti header, footer, dan sidebar.
Sebagai
contoh, berikut adalah gambar sederhana struktur sebuah website dengan 2 kolom:
Untuk
membuat struktur diatas, berikut adalah kode HTMLnya:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
|
<!DOCTYPE
html> <html> <head> <meta charset="utf-8" /> <title>Belajar HTML5</title> </head> <body> <div id="header"> <h1>Judul Website</h1> <img src="logo_website.jpg" /> </div> <div id="menu"> <ul> <li><a href="#">Home</a></li> <li><a href="#">About</a></li> <li><a href="#">Contact</a></li> </ul> </div> <div id="content"> <div id="article_1"> <div id="article_header_1"> <h1>Judul Artikel 1</h1> <h2>Sub Judul Artikel 1</h2> </div> <p>...Ini adalah isi dari artikel
1...</p> </div> <div id="article_2"> <div id="article_header_2"> <h1>Judul Artikel 2</h1> <h2>Sub Judul Artikel 2</h2> </div> <p>...Ini adalah isi dari artikel
2...</p> </div> </div> <div id="sidebar"> <h1>Artikel Terbaru</h1> <ul> <li><a href="#">Link 1</a></li> <li><a href="#">Link 2</a></li> <li><a href="#">Link 3</a></li> </ul> </div> <div id="footer"> <p>Footer - Copyright Duniailkom
2014</p> </div> </body> </html> |
Kode diatas sepenuhnya valid dan sangat sering digunakan hingga
saat ini. Akan tetapi, HTML 5mencoba mengganti semua tag
<div> menjadi semantic
tag yang
lebih bermakna.
Semantic
Tag untuk membuat Struktur web dengan HTML5
Seperti yang telah kita bahas pada tutorial sebelumnya tentang
semantic tag, HTML5 mencoba menggantikan tag ‘tanpa
arti‘ <div> untuk
sering digunakan untuk membuat struktur halaman web. Tag-tag yang bisa kita
gunakan untuk keperluan ini adalah <header>, <nav>, <section>, <article>,
<aside> dan <footer>.
Berikut
adalah pembahasan beberapa tag HTML5 yang ditujukan untuk membuat struktur
halaman:
Tag
<header>
Tag <header> digunakan untuk bagian halaman web yang
merupakan header. Tag ini bisa muncul lebih dari 1 kali, tergantung kebutuhan.
Bagian atas web dimana kita meletakkan logo dan judul situs adalah tempat
terbaik untuk tag <header>. Namun di bagian atas artikel dinama
terdapat judul dan sub judul artikel juga bisa di ‘bungkus‘ dengan tag <header>.
Contoh
penggunaan tag <header>:
1
2
3
4
|
<header> <h1>Judul Website</h1> <img src=”logo_website.png” /> </header> |
Tag
<nav>
Tag <nav> digunakan sebagai ‘container‘ dari menu navigasi. Sebaiknya
digunakan untuk menu utama yang dirasa penting seperti pada bagian header.
Contoh
penggunaan tag <nav>:
1
2
3
4
5
6
7
|
<nav> <ul> <li><a href="#">Home</a></li> <li><a href="#">About</a></li> <li><a href="#">Contact</a></li> </ul> </nav> |
Tag
<section>
Tag <section> digunakan untuk memisahkan bagian-bagian
dari struktur web. Tag ini bisa digunakan sebagai container untuk kumpulan
artikel, gallery, atau bagian lain dari halaman web yang perlu pemisahan.
Walaupun tag <section> terkesan ‘generik’, tetapi jika yang kita butuhkan
hanya kontainer tanpa makna apa-apa, sebaiknya tetap menggunakan tag
<div>.
Bagian
utama dimana kontent berada bisa ‘dibungkus’ menggunakan tag <section>.
Dan jika halaman tersebut memiliki banyak bagian yang secara logika bisa
dipisah, bisa menggunakan beberapa tag <section>.
Contoh
penggunaan tag <section>:
1
2
3
4
5
6
7
8
|
<section> <h1>Judul 1</h1> <p>...Kumpulan dari konten...</p> </section> <section> <h1>Judul 1</h1> <p>...Kumpulan dari konten...</p> </section> |
Tag
<main>
Tag <main> cocok digunakan untuk menandakan bagian
utama dari sebuah halaman. Berbeda daritag
<section>, tag <main> umumnya
hanya digunakan 1 kali untuk bagian paling penting, yang biasanya berupa
konten/artikel utama.
Contoh
penggunaan tag <main>:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
|
<main> <h1>Judul Utama</h1> <p>...penjelasan...</p> <article> <h2>Judul Artikel 1</h2> <p>...penjelasan artikel 1...</p> <p>... </p> <p>... </p> </article> <article> <h2>Judul Artikel 2</h2> <p>...penjelasan artikel 2...</p> <p>... </p> <p>... </p> </article> </main> |
Tag
<article>
Tag <article> bertujuan untuk menampung konten web yang
merupakan.. (ya, anda benar) artikel. Umumnya tag ini berada di dalam tag
<section> atau <main>. Tag ini cocok sebagai container untuk
artikel dalam sebuah blog.
Contoh
penggunaan tag <article>:
1
2
3
4
5
6
|
<article> <h2>Judul Artikel</h2> <p>...penjelasan artikel...</p> <p>... </p> <p>... </p> </article> |
Tag
<aside>
Tag <aside> bertujuan untuk menandai bagian web yang
bukan berisi konten utama, tetapi memiliki kaitan dengan artikel yang saat ini
ditampilkan. Bagian paling pas untuk tag <aside> adalahsidebar. Karena pada sidebar bisa
terdiri dari berbagai konten yang tidak langsung berkaitan dengan konten utama
seperti ’10 artikel terbaru’, atau ‘5 komentar terbaru’. Selain untuk sidebar,
tag <aside> juga bisa digunakan di dalam artikel untuk menandai bagian
tambahan.
Contoh
penggunaan tag <aside>:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
<article> <h2>Judul Artikel 1</h2> <p>...penjelasan artikel 1...</p> <p>... </p> <p>... </p> </article> <aside> <p>...penjelasan tambahan...</p> </aside> |
Tag
<footer>
Tag <footer> biasannya digunakan pada bagian bawah
halaman, dimana kita menampilkan beberapa informasi mengenai website. Walapun
penggunaan paling jelas adalah untuk bagianfooter halaman (meletakkan copyright,
about us, dll), tag ini juga cocok digunakan pada bagian bawah artikel
untuk menampung informasi tambahan seperti ‘tentang penulis‘ maupun link untuk share ke
sosial media.
Contoh
penggunaan tag <footer>:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
<main> <h2>Judul Artikel 1</h2> <p>...penjelasan artikel 1...</p> <p>... </p> <p>... </p> </main> <footer> <p>...copyright 2014 duniailkom...</p> </footer> |
Membuat
Struktur Halaman HTML dengan tag HTML5
Dengan
menggunakan tag-tag HTML5 diatas, kita akan merevisi struktur web sebelumnya
dengan menggunakan HTML5. Struktur yang akan kita buat sama dengan contoh
pertama:
Dan
berikut adalah kode HTML5 yang digunakan untuk membuat struktur tersebut:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
|
<!DOCTYPE
html> <html> <head> <meta charset="utf-8" /> <title>Belajar HTML5</title> </head> <body> <header> <h1>Judul Website</h1> <img src="logo_website.jpg" /> </header> <nav> <ul> <li><a href="#">Home</a></li> <li><a href="#">About</a></li> <li><a href="#">Contact</a></li> </ul> </nav> <section> <article> <header> <h1>Judul Artikel 1</h1> <h2>Sub Judul Artikel 1</h2> </header> <p>...Ini adalah isi dari artikel
1...</p> </article> <article> <header> <h1>Judul Artikel 2</h1> <h2>Sub Judul Artikel 2</h2> </header> <p>...Ini adalah isi dari artikel
2...</p> </article> </section> <aside> <h1>Artikel Terbaru</h1> <ul> <li><a href="#">Link 1</a></li> <li><a href="#">Link 2</a></li> <li><a href="#">Link 3</a></li> </ul> </aside> <footer> <p>Footer - Copyright Duniailkom
2014</p> </footer> </body> </html> |
Perhatikan bahwa pada kode diatas saya menggunakan 6 semantic
tag dari HTML5, yakni <header>, <nav>, <section>, <artikel>,
<aside> dan <footer>. Susunan kode HTML tersebut mungkin lebih
mudah dipahami jika anda pernah mendesain layout halaman HTML dengan CSS.
Penggunaan semantic tag dari HTML5 juga akan bermanfaat bagi SEO (Search
Engine Optimization). Struktur halaman akan lebih jelas, sehingga mesin pencari
bisa memprioritaskan bagian mana yang perlu diberikan penekanan (seperti <header> atau <article>) dan
bagian mana yang hanya berupa keterangan (seperti <aside> atau <footer>).
Setelah membahas tentang membuat struktur web menggunakan HTML5, dalam
tutorial berikutnya, kita akan membahas tentang tag <figure> dan tag
<figcaption> yang digunakan untuk mengelompokkan gambar di dalam HTML5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar