Minggu, 26 April 2015

HTML5 lanjutan

1.     Perbedaan Antara HTML5 Dengan HTML 4 Dan XHTML 1.1

Dalam tutorial pertama mengenai HTML5, kita akan membahas tentang perbedaan antara HTML5 dengan HTML 4 dan XHTML 1.1.

Description: http://www.duniailkom.com/wp-content/plugins/wp-special-textboxes/images/info-b.png
Tutorial kali ini ditujukan bagi anda yang pernah menggunakan HTML 4.01 maupunXHTML 1.1 sebelumnya. Jika terdapat beberapa penjelasan yang belum dimengerti silahkan abaikan saja, karena kita akan membahasnya secara lebih mendalam dalam tutorial-tutorial HTML5 selanjutnya.
HTML5 vs (HTML 4 dan XHTML 1.1)
HTML5 adalah versi terbaru dari HTML. Versi terakhir HTML sebelum HTML5 adalah HTML 4.01. danXHTML 1.1. Kali ini kita akan membahas apa saja fitur-fitur baru yang tersedia di dalam HTML5 serta perbedaannya dengan versi HTML sebelumnya.
Perkembangan HTML terhenti pada versi 4.01 di tahun 1999. W3C sebagai badan yang bertanggung jawab dalam standarisasi teknologi internet (termasuk HTML), kemudian beralih mengembangkanXHTML yang juga akhirnya menemui jalan buntu pada versi 2.0. Jika sebelumnya anda sudah terbiasa menggunakan HTML 4.01 ataupun XHTML 1.1, terdapat perubahan kecil pada HTML5.
Pada dasarnya HTML5 adalah gabungan ‘best practice‘ dari HTML 4.01 dan XHTML. Hampir semua tag atau elemen pada HTML 4.01 maupun XHTML 1.1 dapat digunakan dalam HTML5.
Beberapa perbedaan yang akan ditemukan dalam HTML5:
·         Penulisan doctipe pada HTML5 lebih sederhana. Mungkin inilah perbedaan paling mencolok dari halaman HTML yang ditulis menggunakan HTML5 atau tidak. Penulisan Doctype atau DTDpada HTML5 menjadi lebih sederhana: <!DOCTYPE html>.
·         Penulisan type atribut untuk tag <style> dan <script> tidak diperlukan pada HTML5. Hal ini karena secara default web browser akan menggunakan text/css untuk tag <style>, dantext/javascript untuk tag <script>. Sebagai contoh, untuk menggunakan external CSS, Pada HTML versi sebelumnya kita menuliskan tag <style> secara lengkap: <style type=”text/css”>…kode CSS… </style>, namun dalam HTML5 kita bisa membuatnya lebih sederhana: <style>…..kode CSS…..</style>
·         Penulisan meta tag karakter set (charset) pada HTML5 menjadi lebih sederhana: <meta charset=”utf-8″>, dibandingkan versi sebelumnya: <meta http-equiv=”content-type” content=”text/html;charset=UTF-8″ />.
·         Pada HTML5, tag yang berdiri sendiri (void element) tidak harus ditutup seperti dalam XHTML. Penulisan tag <br> (break) dapat ditulis dengan <br> maupun <br />.
·         Walaupun tidak dianjurkan, sebuah tag pada HTML5 boleh ditulis tanpa tag awal atau tanpa tag akhir. Sebagai contoh, kita tidak perlu menutup tag <p> dengan tag </p>.
·         Penulisan tag dan atribut adalah case-insensitive di dalam HTML5, sehingga tag <p> dan tag <P>akan dianggap sama. Hal ini berbeda dengan XHTML yang mengharuskan seluruh tag ditulis dalam huruf kecil.
·         Penulisan atribut tidak harus di dalam tanda kutip. Sebagai contoh: <p class=satu> adalah valid. Namun jika nilai atribut terdiri dari karakter spasi, maka tetap harus menggunakan tanda kutip, seperti: <p class=”satu dua tiga”>.
·         HTML5 mendukung multimedia secara langsung menggunakan tag <audio> dan <video>, sehingga kita tidak perlu tergantung kepada aplikasi pihak ke-3 seperti flash player.
·         HTML 5 hanya memiliki 1 versi, tidak seperti pendahulunya yang memiliki 3 versi (pada HTML 4 dan XHTML, anda akan menemukan versi strict, transitional, dan frameset).
Sebagai contoh, kode HTML berikut dinyatakan valid oleh validator HTML5 dihttp://validator.w3.org/:
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
  <meta charset="utf-8" />
  <title>Tes Validasi HTML5</TITLE>
  <style>
    .penting {
      color:blue;
     }
  </style>
</head>
<BODY>
   <p CLASS=penting>Paragraf ini menggunakan atribut tanpa
      menggunakan tanda kutip </p>
   <br>
   <p> Paragraf ini tidak memiliki penutup tag
</body>
</html>
Description: Perbedaan HTML5 dengan HTML 4 - Hasil validasi W3CDari perbedaan diatas, terlihat bahwa HTML5 ‘lebih bebas‘ dari XHTML. Akan tetapi sebaiknya kita tetap menggunakan penulisan yang ‘rapi‘, seperti menggunakan huruf kecil untuk semua tag, menutup semua tag dan memberi tanda kutip dalam setiap nilai atribut.

XHTML5 : HTML5 “rasa” XML
Jika beberapa aturan diatas dirasa terlalu longgar (terutama jika anda banyak menggunakan XHTML sebelumnya), HTML5 memiliki ‘rasa‘ yang lebih ketat aturan, yakni XHTML5. Di dalam XHTML5, seluruh tag harus ditulis dengan huruf kecil, atribut harus berada di dalam tanda kutip, dan setiap tag harus ditutup.
XHTML5 bukanlah versi lain dari HTML5, akan tetapi hanya HTML5 dengan beberapa aturan dan syntax untuk memenuhi syarat XML.
Untuk menggunakan XHTML5, kita butuh menambahkan atributxmlns=”http://www.w3.org/1999/xhtml” pada tag <html>, dan menggunakan MIME type:application/xhtml+xml pada http header (diset melalui web server).
Contoh dokumen XHTML5 adalah sebagai berikut:
<!DOCTYPE html>
  <html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">
  <head>
  <title></title>
  <meta charset="UTF-8" />
  </head>
<body>
  <svg xmlns="http://www.w3.org/2000/svg">
    <rect stroke="black" fill="blue" x="45px" y="45px"
    width="200px" height="100px" stroke-width="2" />
  </svg>
  </body>
</html>
Saat ini penggunaan XHTML5 tidak terlalu populer, karena memang lebih praktis menggunakan HTML5. XHTML5 akan berguna jika anda ingin menggunakan teknologi yang berbasis XML sepertiSVG, MathML, Xlink, dll.

Dalam tutorial belajar HTML5 kali ini kita telah membahas tentang HTML5, HTML4, dan XHTML. Namun jika anda perhatikan, penulisan HTML5 ditulis tanpa menggunakan spasi antara huruf HTML dengan angka 5. Kenapa harus demikian? kita akan membahasnya dalam tutorial HTML5 berikutnya: Perbedaan antara HTML5 dengan HTML 5.

Setelah membahas perbedaan HTML5 dengan versi HTML sebelumnya, dalam lanjutan tutorial belajar HTML5 kali ini kita akan membahas tentang sesuatu yang kedengarannya sepele, yakniperbedaan antara HTML5 dengan HTML 5.

2.     Perbedaan antara HTML5 dengan HTML 5

HTML5 vs HTML 5

Ya, judul tutorial ini tidaklah salah ketik. HTML5 dan HTML 5 adalah hal yang berbeda (perhatikantanda spasi pemisah antara HTML dengan angka 5).
Perbedaan penulisan ini muncul karena terdapat 2 badan yang pada awalnya mengembangkan kelanjutan HTML. Yakni W3C (World Wide Web Consortium) dan WHATWG (Web Hypertext Application Technology Working Group).
W3C sebagai badan pembuat standarisasi HTML, tidak melanjutkan pengembangan HTML sejak HTML 4.01. W3C lebih memilih mengembangkan XHTML sebagai masa depan HTML. Namun karena XHTML ‘berhenti’ pada versi XHTML 2.0 dan tidak kunjung rampung, beberapa programmer web membuat badan independen yang disebut dengan WHATWG.
WHATWG dibentuk bukan sebagai pesaing W3C, tetapi sebagai organisasi lepas yang ingin membuat draft kelanjutan HTML 4.01 untuk selanjutnya diserahkan kepada W3C. WHATWG melakukan voting dan sepakat menamainya dengan HTML5 (tanpa spasi).
W3C menyadari bahwa XHTML 2.0 yang mereka kembangkan mengalami jalan buntu. Karena melihat banyak web browser sudah beralih menggunakan fitur HTML5 yang dikembangkan WHATWG, W3C kemudian membentuk HTML Working Group untuk mengikuti perkembangan HTML5. Versi kelanjutan HTML dari W3C ini disebut HTML 5 (dengan spasi !).

Kesepakatan akhir: HTML5

Sejak saat itu, terdapat 2 versi penulisan HTML, yakni HTML5 dan HTML 5. Perbedaan ini menjadi perbincangan menarik, bahkan di situs resmi WHATWG juga membahas tentang hal ini:https://blog.whatwg.org/spelling-html5.
Namun pada akhir cerita, kedua badan ini sepakat menamai versi HTML terakhir dengan HTML5(tanpa spasi). Jadi, jika anda ingin menulis HTML versi terbaru, hati-hati dengan spasi :)
Dalam tutorial belajar HTML5 berikutnya, kita akan membahas tentang aturan penulisan DOCTYPE pada HTML5.

 

penulisan DOCTYPE pada HTML5.

Setelah membahas perbedaan HTML5 dengan HTML 5 pada tutorial sebelumnya, dalam tutorial belajar HTML5 kali ini kita akan membahas cara dan aturan penulisan DOCTYPE pada HTML5.

Pengertian DOCTYPE (DTD)

DOCTYPE atau document type declaration (DTD) adalah sebuah keterangan yang ditulis untuk memberitahu web browser tentang aturan penulisan dari dokumen yang sedang ditampilkan.doctype ditulis pada baris pertama halaman HTML.
Keharusan penulisan doctype berasal dari bahasa yang dinamakan SMGL dan XML. Keduanya adalah bahasa markup dimana HTML dan XHTML dikembangkan. Mari kita lihat bagaimana doctypeditulis untuk HTML versi 4.01:
1
2
<!DOCTYPE HTML PUBLIC "-//W3C//DTD HTML 4.01//EN"
Penulisan DOCTYPE diatas adalah untuk HTML 4.01 strict. Perhatikan bahwa penulisan doctipemencantumkan versi HTML yang akan kita tulis (HTML 4.01//EN), kemudian diikuti dengan alamat dimana aturan DOCTYPE tersebut berada (dalam contoh diatas adalah:http://www.w3.org/TR/html4/strict.dtd).
Untuk versi XHTML, penulisan doctype yang panjang ini juga tidak jauh berbeda, mari kita lihat contoh penulisan untuk XHTML 1.0:
1
2
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN"
Struktur dasar penulisan doctype tersebut hampir sama dengan versi HTML 4.01 pada contoh kita sebelumnya. Jadi, bagaimana cara penulisan doctype pada HTML5?

Cara Penulisan DOCTYPE pada HTML5

Penulisan doctype pada HTML5 jauh lebih sederhana. Berikut adalah cara penulisan doctype untuk HTM5:
1
<!DOCTYPE html>
Sangat singkat dan lebih mudah diingat. Hal ini karena HTML5 tidak lagi bagian dari bahasa SMGLyang mengharuskan penulisan doctype berserta alamat DTD-nya (sebagaimana versi HTML sebelumnya). Malah sebenarnya HTML5 tidak membutuhkan penulisan doctype sama sekali (opsional).
Akan tetapi, jika web browser menampilkan sebuah dokumen HTML yang ditulis tanpa doctype, web browser akan masuk kedalam tampilan yang dinamakan “quirk mode”. Quirk mode adalah sebuah fitur dalam web browser dimana halaman web ditampilkan secara berbeda. Sebuah halaman tanpadoctype dianggap halaman HTML ‘usang‘ dan perlu perlakuan khusus untuk menampilkannya.
Fitur “quirk mode” memiliki banyak bug, sehingga mau tidak mau HTML5 tetap menggunakandoctype, tetapi dengan versi sesederhana mungkin agar web browser tidak masuk ke dalam mode ini dan menampilkannya secara normal (standard mode).
Doctype dalam HTML5 bersifat case-insensitive, yang tidak membedakan penulisan dengan huruf besar maupun huruf kecil. Penulisan <!DOCTYPE html> dianggap sama dengan <!doctype html>. Akan tetapi karena faktor kebiasaan, anda akan menemukan penulisan dengan huruf besar lebih sering digunakan.
Sebagai penutup, berikut adalah struktur dasar HTML menggunakan doctype HTML5:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
  <meta charset="utf-8">
  <title>Belajar HTML5</title>
</head>
<body>
  <h1>HTML5</h1>
  <p>Belajar HTML5 di duniailkom</p>
</body>

Setelah membahas tentang doctype, dalam tutorial belajar HTML5 berikutnya, kita akan membahas tentang meta tag charset UTF-8 yang hampir selalu hadir dalam setiap halaman HTML. Selanjutnya dalam: Pengertian Meta tag Charset UTF-8 pada HTML5

 

Pengertian Meta tag Charset UTF-8 pada HTML5

Setelah penulisan Doctype, baris berikutnya dalam halaman HTML digunakan untuk meta tag. Dalam tutorial belajar HTML5 kali ini kita akan membahas tentang cara penggunaan meta tag Charset UTF-8 pada HTML5.

Pengertian Meta tag
Meta tag adalah ‘data tentang data‘, dimana tag ini ditujukan bukan kepada user, tetapi kepada web browser atau kepada ‘robot program‘ seperti mesin pencari (search engine). Meta tag sudah pernah kita bahas dalam Tutorial HTML: Pengertian meta tag. Pada tutorial kali ini saya akan membahas meta tag charset UTF-8 yang sering digunakan dalam halaman HTML5.
Description: http://www.duniailkom.com/wp-content/plugins/wp-special-textboxes/images/info-b.png
Meta tag sepenuhnya bersifat opsional. Halaman HTML yang ditulis tanpa menggunakan meta tag adalah valid.
Mengenal meta-tag charset UTF-8
Charset UTF-8 merupakan meta tag yang paling sering digunakan dalam HTML5, penulisannya adalah sebagai berikut:
1
<meta charset="UTF-8">
Meta tag diatas memberi instruksi kepada web browser untuk menerjemahkan karakter-karakter di dalam halaman HTML sebagai UTF-8. Walaupun bersifat opsional, hampir setiap halaman HTML5 menggunakan meta tag ini. Akan tetapi, apa sebenarnya maksud dari charset=”UTF-8″ ini?

Sejarah Charset (Karakter Set) HTML
Instruksi charset digunakan untuk menerjemahkan bit-bit di dalam halaman HTML menjadi karakter.
Karakter set paling sederhana dan juga paling awal digunakan adalah karakter set ASCII, (dalam HTML ditulis sebagai charset=”us-ascii”). Karakter set ini terbatas pada huruf latin (a-z, A-Z) dan beberapa karakter lain seperti angka, spasi, tab, dll dengan total hanya 128 karakter.
Karakter set “us-ascii” kemudian dikembangkan menjadi karakter ANSI, atau dikenal juga sebagaiISO-8859-1 (dalam HTML ditulis sebagai charset=”ISO-8859-1”). Karakter ANSI mendukung 256 karakter, dan umumnya digunakan pada HTML versi 2.0 sampai dengan HTML 4.01.
Pemasalahan pada karakter set ASCII maupun ANSI adalah tidak menyertakan karakter non-latin seperti huruf arab, cina, jepang, dll. Untuk keperluan ini dikembangkan berbagai karakter set untuk masing-masing bahasa, seperti big5 untuk karakter cina, x-euc-jp untuk karakter jepang, iso-8859-7untuk karakter yunani dll. Sehingga untuk setiap web, penulisan karakter set akan berbeda-beda tergantung bahasa apa yang digunakan untuk menulis halaman HTML. Tentunya akan lebih praktis jika seluruh karakter ini disatukan kedalam sebuah karakter set.
Pada awal perkembangan XHTML, diperkenalkan karakter set UTF-8 (Unicode Transformation Format-8) yang mendukung hampir seluruh karakter yang ada di dunia. Dalam perkembangan selanjutnya, HTML5 juga menggunakan UTF-8 sebagai charset standar. Dengan menggunakan UTF-8, kita tidak perlu khawatir mengenai karakter atau bahasa apa yang akan digunakan. UTF-8 mendukung hingga lebih dari 10.000 karakter.

Cara Penulisan meta tag Charset UTF-8
Dalam HTML 4.01 maupun XHTML, penulisan karakter set lebih panjang, seperti contoh berikut:
1
<meta http-equiv="content-type" content="text/html;charset=UTF-8" />
Dalam HTML5, penulisannya disederhanakan menjadi:
1
<meta charset="UTF-8">
Meta tag charset ini ditempatkan pada bagian <head> sebelum tag <title>, seperti contoh berikut:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
  <meta charset="utf-8">
  <title>Belajar HTML5</title>
</head>
<body>
  <h1>HTML5</h1>
  <p>Belajar HTML5 di duniailkom</p>
</body>

Pentingnya Menggunakan Charset
Walaupun sepenuhnya opsional, penulisan meta tag charset sangat dianjurkan. Jika kita tidak menuliskan charset, web browser akan mencoba ‘menebak‘ karakter yang digunakan (biasanya web browser modern akan menggunakan utf-8 sebagai karakter default). Jika halaman web dijalankan dari web server seperti Apache, web server juga akan menambahkan http-header yang berisi karakter set.
Namun perlu menjadi catatan bahwa jika kita tidak menulis meta tag charset, proses web browser ‘menebak‘ karakter set ini bisa menjadi masalah. Pada tahun 2005 terdapat sebuah bug padaInternet Explorer yang dinamakan Google XSS. Hal ini terjadi karena situs google tidak menuliskan karakter set sehingga bisa digunakan untuk menyisipkan kode javascript. Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu menambahkan meta tag charset pada setiap halaman HTML.

Dalam tutorial belajar HTML5 berikutnya, kita akan mempelajari tentang pengertian semantic tag

 

pengertian semantic tag

HTML5 hadir dengan membawa beberapa tag baru. Dalam tutorial belajar HTML5 kali ini kita akan mempelajari pengertian dari semantic tag pada HTML5.

Pengertian Semantic Tag pada HTML5
HTML5 memperkenalkan sekitar 30an tag baru (dan mungkin akan terus bertambah), sebagian besar diantaranya berfungsi untuk membuat struktur HTML, atau yang dikenal dengan semantic tag.
Apa yang dimaksud dengan semantic tagSemantic Tag atau Semantic Markup, adalah sebutan untuk tag-tag HTML yang memiliki ‘arti‘ atau ‘makna’. Kata semantic berasal dari kata yunani yang berarti ‘mempelajari arti‘ (the study of meaning).
HTML ditujukan untuk membuat struktur halaman web. Tag <p> misalnya, digunakan untuk membuat paragraf, tag <h1> untuk membuat judul/header, dan tag <table> untuk membuat tabel, kesemua tag ini memiliki ‘arti‘ yang jelas, karena itu termasuk kedalam semantic tag.
Sedangkan tag seperti <div> dan <span> tidak memiliki arti apa-apa, namun sering dijumpai untuk membuat struktur halaman. Jika anda pernah merancang web menggunakan CSS, tag <div> adalah tag yang sangat sering digunakan. Untuk membuat bagian header yang berisi menu navigasi atau logo, biasanya kita menggunakan tag <div id=”header”>, untuk membuat footer biasanya menggunakan <div id=”footer”>, sedangkan untuk menu utama bisa menggunakan <div id=”menu”>atau <div id=”nav”>.
Walaupun dari atribut id kita bisa melihat ‘arti‘ dari tag-tag tersebut, akan tetapi tag <div> itu sendiri tidak memiliki arti apa-apa (non semantic tag). Web browser seperti screen reader untuk teman kita yang bekebutuhan khusus, tidak bisa menentukan apakah tag ini adalah header, atau konten dari website. Kita bisa saja membuat header halaman menggunakan <div id=”head”>, <div id=”header”>,atau <div id=”atas”>.
HTML5 memperkenalkan tag-tag baru yang ditujukan untuk mengatasi hal ini. Daripada menggunakan <div id=”header”>, kita bisa menggunakan tag <header> sebagai penanda bagian atas halaman HTML, dan tag <footer> untuk penanda bagian bawah halaman web.
Beberapa semantic tag yang dibawa oleh HTML5 adalah sebagai berikut:
·         <article>
·         <aside>
·         <figcaption>
·         <figure>
·         <footer>
·         <header>
·         <main>
·         <mark>
·         <nav>
·         <section>
·         <summary>
·         <time>
Sebagian besar dari semantic tag tersebut digunakan untuk membuat struktur halaman. Kita akan membahas cara penggunaannya dalam tutorial-tutorial berikutnya.

Semantic Tag yang Tanpa Style
Sebuah hal menarik dari semantic tag yang ada pada HTML5 adalah: sebagian besar tidak memilikistyle bawaan.
Jika kita menggunakan tag <p> atau tag <h1>, kedua tag ini akan tampil pada baris baru dan berjarak beberapa spasi dari kalimat yang berada sebelumnya. Tag <h1> juga akan ditampilkan secara tebal (bold). Ini adalah style bawaan dari tag HTML.
Tag-tag semantic pada HTML5 umumnya tidak ‘membawa‘ style apa-apa. Tag <header> tidak akan membuat huruf menjadi besar seperti layaknya tag <h1>. Jadi apa fungsi tag ini?
Kembali ke tujuan awal HTML, bahwa ia dirancang untuk membuat struktur halaman, bukan tampilkan. Efek tampilan seperti spasi (margin), huruf tebal, huruf miring, dll sebaiknya ditambahkan menggunakan CSS.
Style bawaan dari tag <p> dan <h1> juga sering menjadi masalah apabila kita ingin mengubahnya. Bahkan adalah hal ‘wajib‘ bagi desainer web untuk menghapus style bawaan ini dengan metoda yang dikenal dengan CSS reset. CSS reset bertujuan untuk membuang seluruh style bawaan, sehingga tag-tag HTML menjadi tanpa style sama sekali. Hal ini memudahkan perancangan desain web.
Karena hal inilah, tag-tag semantic pada HTML5 dirancang tidak memiliki style. Tetapi kita bisa dengan mudah memperindahnya menggunakan CSS.

Dalam tutorial belajar HTML5 berikutnya, kita akan membahas tentang cara membuat struktur HTML dengan semantic tag ini.

 

Cara Membuat Tag Struktur HTML5 Tag Header,Footer,Aside

Dalam tutorial belajar HTML5 kali ini kita akan mencoba menerapkan semantic tag yang kita pelajari dalam tutorial sebelumnya untuk membuat struktur HTML menggunakan tag HTML5 seperti<header>, <nav>, <section>, <article>, <aside> dan <footer>.

Membuat Struktur Halaman HTML dengan Tag <div>

Sebelum era HTML5 yang memiliki tag untuk membuat struktur halaman yang lengkap, web developer umumnya menggunakan tag <div> dengan atribut id atau class untuk memisahkan bagian-bagian struktur dalam halaman HTML, seperti header, footer, dan sidebar.
Sebagai contoh, berikut adalah gambar sederhana struktur sebuah website dengan 2 kolom:
Description: Tutorial Belajar HTML5 - Contoh Struktur Halaman Web
Untuk membuat struktur diatas, berikut adalah kode HTMLnya:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
  <meta charset="utf-8" />
  <title>Belajar HTML5</title>
</head>

<body>
  <div id="header">
    <h1>Judul Website</h1>
    <img src="logo_website.jpg" />
  </div>

  <div id="menu">
    <ul>
      <li><a href="#">Home</a></li>
      <li><a href="#">About</a></li>
       <li><a href="#">Contact</a></li>
    </ul>
  </div>
     
  <div id="content">
    <div id="article_1">
      <div id="article_header_1">
        <h1>Judul Artikel 1</h1>
        <h2>Sub Judul Artikel 1</h2>
      </div>
        <p>...Ini adalah isi dari artikel 1...</p>
    </div>
     <div id="article_2">
      <div id="article_header_2">
        <h1>Judul Artikel 2</h1>
        <h2>Sub Judul Artikel 2</h2>
      </div>
        <p>...Ini adalah isi dari artikel 2...</p>
    </div>
  </div>

  <div id="sidebar">
    <h1>Artikel Terbaru</h1>
      <ul>
        <li><a href="#">Link 1</a></li>
        <li><a href="#">Link 2</a></li>
        <li><a href="#">Link 3</a></li>
      </ul>
    </div>

  <div id="footer">
    <p>Footer - Copyright Duniailkom 2014</p>
  </div>
</body>
</html>
Kode diatas sepenuhnya valid dan sangat sering digunakan hingga saat ini. Akan tetapi, HTML 5mencoba mengganti semua tag <div> menjadi semantic tag yang lebih bermakna.

Semantic Tag untuk membuat Struktur web dengan HTML5

Seperti yang telah kita bahas pada tutorial sebelumnya tentang semantic tag, HTML5 mencoba menggantikan tag ‘tanpa arti <div> untuk sering digunakan untuk membuat struktur halaman web. Tag-tag yang bisa kita gunakan untuk keperluan ini adalah <header>, <nav>, <section>, <article>, <aside> dan <footer>.
Berikut adalah pembahasan beberapa tag HTML5 yang ditujukan untuk membuat struktur halaman:

Tag <header>

Tag <header> digunakan untuk bagian halaman web yang merupakan header. Tag ini bisa muncul lebih dari 1 kali, tergantung kebutuhan. Bagian atas web dimana kita meletakkan logo dan judul situs adalah tempat terbaik untuk tag <header>. Namun di bagian atas artikel dinama terdapat judul dan sub judul artikel juga bisa di ‘bungkus‘ dengan tag <header>.
Contoh penggunaan tag <header>:
1
2
3
4
<header>
  <h1>Judul Website</h1>
  <img src=”logo_website.png” />
</header>

Tag <nav>

Tag <nav> digunakan sebagai ‘container‘ dari menu navigasi. Sebaiknya digunakan untuk menu utama yang dirasa penting seperti pada bagian header.
Contoh penggunaan tag <nav>:
1
2
3
4
5
6
7
<nav>
  <ul>
    <li><a href="#">Home</a></li>
    <li><a href="#">About</a></li>
    <li><a href="#">Contact</a></li>
  </ul>
</nav>

Tag <section>

Tag <section> digunakan untuk memisahkan bagian-bagian dari struktur web. Tag ini bisa digunakan sebagai container untuk kumpulan artikel, gallery, atau bagian lain dari halaman web yang perlu pemisahan. Walaupun tag <section> terkesan ‘generik’, tetapi jika yang kita butuhkan hanya kontainer tanpa makna apa-apa, sebaiknya tetap menggunakan tag <div>.
Bagian utama dimana kontent berada bisa ‘dibungkus’ menggunakan tag <section>. Dan jika halaman tersebut memiliki banyak bagian yang secara logika bisa dipisah, bisa menggunakan beberapa tag <section>.
Contoh penggunaan tag <section>:
1
2
3
4
5
6
7
8
<section>
  <h1>Judul 1</h1>
   <p>...Kumpulan dari konten...</p>
</section>
<section>
  <h1>Judul 1</h1>
  <p>...Kumpulan dari konten...</p>
</section>

Tag <main>

Tag <main> cocok digunakan untuk menandakan bagian utama dari sebuah halaman. Berbeda daritag <section>, tag <main> umumnya hanya digunakan 1 kali untuk bagian paling penting, yang biasanya berupa konten/artikel utama.
Contoh penggunaan tag <main>:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
<main>
  <h1>Judul Utama</h1>
  <p>...penjelasan...</p>
  <article>
    <h2>Judul Artikel 1</h2>
    <p>...penjelasan artikel 1...</p>
    <p>... </p>
    <p>... </p>
  </article>
  <article>
    <h2>Judul Artikel 2</h2>
    <p>...penjelasan artikel 2...</p>
    <p>... </p>
    <p>... </p>
  </article>
</main>

Tag <article>

Tag <article> bertujuan untuk menampung konten web yang merupakan.. (ya, anda benar) artikel. Umumnya tag ini berada di dalam tag <section> atau <main>. Tag ini cocok sebagai container untuk artikel dalam sebuah blog.
Contoh penggunaan tag <article>:
1
2
3
4
5
6
<article>
 <h2>Judul Artikel</h2>
 <p>...penjelasan artikel...</p>
 <p>... </p>
 <p>... </p>
</article>

Tag <aside>

Tag <aside> bertujuan untuk menandai bagian web yang bukan berisi konten utama, tetapi memiliki kaitan dengan artikel yang saat ini ditampilkan. Bagian paling pas untuk tag <aside> adalahsidebar. Karena pada sidebar bisa terdiri dari berbagai konten yang tidak langsung berkaitan dengan konten utama seperti ’10 artikel terbaru’, atau ‘5 komentar terbaru’. Selain untuk sidebar, tag <aside> juga bisa digunakan di dalam artikel untuk menandai bagian tambahan.
Contoh penggunaan tag <aside>:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
<article>
  <h2>Judul Artikel 1</h2>
  <p>...penjelasan artikel 1...</p>
  <p>... </p>
  <p>... </p>
</article>
<aside>
  <p>...penjelasan tambahan...</p>
</aside>

Tag <footer>

Tag <footer> biasannya digunakan pada bagian bawah halaman, dimana kita menampilkan beberapa informasi mengenai website. Walapun penggunaan paling jelas adalah untuk bagianfooter halaman (meletakkan copyright, about us, dll), tag ini juga cocok digunakan pada bagian bawah artikel untuk menampung informasi tambahan seperti ‘tentang penulis‘ maupun link untuk share ke sosial media.
Contoh penggunaan tag <footer>:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
<main>
  <h2>Judul Artikel 1</h2>
  <p>...penjelasan artikel 1...</p>
  <p>... </p>
  <p>... </p>
</main>
<footer>
  <p>...copyright 2014 duniailkom...</p>
</footer>

Membuat Struktur Halaman HTML dengan tag HTML5

Dengan menggunakan tag-tag HTML5 diatas, kita akan merevisi struktur web sebelumnya dengan menggunakan HTML5. Struktur yang akan kita buat sama dengan contoh pertama:
Description: Tutorial Belajar HTML5 - Contoh Struktur Halaman Web HTML5
Dan berikut adalah kode HTML5 yang digunakan untuk membuat struktur tersebut:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
  <meta charset="utf-8" />
  <title>Belajar HTML5</title>
</head>

<body>
  <header>
    <h1>Judul Website</h1>
    <img src="logo_website.jpg" />
  </header>

  <nav>
    <ul>
      <li><a href="#">Home</a></li>
      <li><a href="#">About</a></li>
      <li><a href="#">Contact</a></li>
    </ul>
  </nav>
    
  <section>
    <article>
      <header>
        <h1>Judul Artikel 1</h1>
        <h2>Sub Judul Artikel 1</h2>
      </header>
        <p>...Ini adalah isi dari artikel 1...</p>
    </article>
    <article>
      <header>
        <h1>Judul Artikel 2</h1>
        <h2>Sub Judul Artikel 2</h2>
      </header>
        <p>...Ini adalah isi dari artikel 2...</p>
    </article>
  </section>

  <aside>
    <h1>Artikel Terbaru</h1>
    <ul>
      <li><a href="#">Link 1</a></li>
      <li><a href="#">Link 2</a></li>
      <li><a href="#">Link 3</a></li>
    </ul>
  </aside>

  <footer>
    <p>Footer - Copyright Duniailkom 2014</p>
  </footer>
</body>
</html>
Perhatikan bahwa pada kode diatas saya menggunakan 6 semantic tag dari HTML5, yakni <header>, <nav>, <section>, <artikel>, <aside> dan <footer>. Susunan kode HTML tersebut mungkin lebih mudah dipahami jika anda pernah mendesain layout halaman HTML dengan CSS.
Penggunaan semantic tag dari HTML5 juga akan bermanfaat bagi SEO (Search Engine Optimization). Struktur halaman akan lebih jelas, sehingga mesin pencari bisa memprioritaskan bagian mana yang perlu diberikan penekanan (seperti <header> atau <article>) dan bagian mana yang hanya berupa keterangan (seperti <aside> atau <footer>).

Setelah membahas tentang membuat struktur web menggunakan HTML5, dalam tutorial berikutnya, kita akan membahas tentang tag <figure> dan tag <figcaption> yang digunakan untuk mengelompokkan gambar di dalam HTML5.

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar